Gambar Sampul Penjaskes · Bab 10 Budaya Hidup Sehat
Penjaskes · Bab 10 Budaya Hidup Sehat
Atmaja Budi Bambang

23/08/2021 05:18:28

SMP 8 K 13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

159

Budaya Hidup Sehat

10

Bab

Gambar 10.1

Menjaga kebersihan lingkungan merupakan contoh pola perilaku hidup sehat.

Sumber:

www.static.flickr.com

, 2009

160

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:

1. mengetahui pengertian dan bahaya seks bebas, dan

2. menghindari perilaku seks bebas.

Tujuan Pembelajaran

Dewasa ini masyarakat mulai menyadari arti penting

menerapkan budaya hidup sehat. Hal ini dapat tercermin

dari berbagai cara hidup masyarakat

yang mulai memer-

hatikan pola makan, kebersihan lingkungan, kesehatan

badan dan juga pola pergaulan. Bagaimana dengan kalian?

Sudahkah kalian menerapkan budaya hidup s

ehat? Di

sekolah, kalian tentu sudah belajar menerapka

n budaya

hidup sehat bukan? Misalnya kalian harus menjaga

kebersihan kelas masing-masing, diwajibkan berseragam rapi dan bersih, bergaul

dengan sesama teman dengan baik, dan sebagainya. Semuanya itu merupakan

pembelajaran bagi siswa untuk menerapkan hidup sehat.

Di kelas VII kalian sudah mempelajari tentang pola makan yang sehat,

pemenuhan gizi yang seimbang dan juga berbagai penyakit menular seksual.

Nah, di kelas VIII ini akan dibahas tentang seks bebas dan juga berbagai penyakit

menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat serta cara menghindarinya.

Setelah mempelajari Bab ini kalian diharapkan dapat mengenal bahaya seks

bebas, dapat menghindari seks bebas, dan mampu mengidentifikasi berbagai macam,

penyebab, gejala, dan pencegahan penyakit menular yang bersumber dari lingkungan

tidak sehat.

Era globalisasi yang berkembang saat ini telah banyak membawa dampak

yang positif serta negatif bagi kehidupan masyarakat. Dampak positif akan

membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Adapun dampak negatif akan

menimbulkan berbagai masalah kehidupan. Salah satu dampak negatif globalisasi

adalah masuknya unsur-unsur budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian

bangsa kita. Salah satunya adalah pola pergaulan bebas yang banyak dianut oleh

masyarakat zaman sekarang yang pada akhirnya akan mendorong individu pada

perilaku menyimpang seperti budaya seks bebas (

free seks

).

1. Pengertian Seks Bebas

Seks bebas (

free seks

) dapat diartikan sebagai aktivitas atau hubungan

seksual

yang dilakukan oleh pasangan (dua individu) tanpa ada ikatan perkawinan yang

sah. Secara umum hubungan seksual hanya dibenarkan apabila dilakukan oleh

pasangan yang sudah menikah secara sah. Seks bebas (

free seks

) termasuk dalam

hubungan seksual di luar nikah. Oleh karena itu seks bebas tidak dapat dibenarkan,

baik oleh norma-norma sosial, norma moral, maupun oleh norma agama.

A.

Bahaya Seks Bebas

budaya hidup sehat,

seks bebas,

kebersihan

lingkungan,

kebersihan diri,

penyakit menular

Kata Kunci

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

161

Pada masyarakat Indonesia hubungan seksual di luar nikah dianggap

sebagai

pelanggaran terhadap norma. Dalam agama Islam disebut

zina

dan harus mendapatkan

hukuman berat baik di dunia maupun di akhirat

nanti. Begitu pula dalam hukum

adat di berbagai daerah, hubungan seksual di luar nikah dan perilaku seks bebas

dianggap pelanggaran berat yang perlu dihukum. Pelakunya dianggap telah menodai

nama baik keluarga dan seluruh masyarakat di lingkungan itu.

2. Bahaya Seks Bebas

Naluri seksual yang dimiliki setiap manusia merupakan anugerah dari Tuhan.

Namun demikian, naluri seksual yang tidak terkendali dan dilakukan tanpa aturan

akan mendatangkan suatu masalah. Budaya seks bebas (

free seks

) ataupun

hubungan seks di luar pernikahan menunjukkan suatu perilaku yang tidak ber-

tanggung jawab yang dapat mendatangkan bahaya dan mengandung risiko.

Berikut ini beberapa risiko dari perilaku seks bebas (

free seks

).

a. Penularan Penyakit Kelamin dan HIV/AIDS

Budaya

free seks

(perilaku seks bebas) dengan berganti-ganti pasangan sangat

berisiko terkena penyakit menular seksual (PMS) atau penyakit kelamin, misalnya

sifilis dan kencing nanah (gonorhoe). Kuman penyebab infeksi ini ada pada sperma,

cairan vagina, dan darah seseorang yang sudah terinfeksi. Penularan terjadi bila

berhubungan seksual dengan orang yang telah terinfeksi.

Demikian juga virus HIV dapat menular melalui pertukaran cairan tubuh,

seperti darah dan cairan dari alat kelamin. Penyakit menular

seksual termasuk

HIV/AIDS mudah menular lewat hubungan seksual.

Dengan demikian pelaku

seks bebas rentan terkena penyakit tersebut.

b. Memicu Maraknya Tindakan Aborsi dan Pembunuhan Bayi

Perilaku seks bebas seringkali menimbulkan kehamilan yang tidak diharapkan.

Karena kehamilan yang terjadi tidak diharapkan, maka biasanya pasangan tersebut

akan menggugurkan bayi yang masih dalam kandungan atau sering dikenal dengan

aborsi. Selain itu, terjadi pula ancaman yang serius terhadap bayi-bayi yang dilahir-

kan sehingga berdampak pada pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan

bayi-bayi yang lahir dari hubungan yang bebas tersebut. Hal tersebut dilakukan

karena mereka belum siap menjadi orang tua ataupun untuk menutupi aib yang

ditanggungnya.

c. Timbul Rasa Ketagihan

Perilaku seks pranikah dan seks bebas pada umumnya menimbulkan rasa

ketagihan. Oleh karena itu orang-orang yang pernah sekali mencoba seks pranikah

maka dipastikan akan melakukan atau mengulangi lagi perbuatan tersebut di lain

waktu.

162

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

d. Infeksi Saluran Reproduksi

Bagi para perempuan pelaku seks pranikah dan seks bebas dengan berganti-

ganti pasangan cenderung mudah terkena penyakit kanker mulut rahim.

e. Menimbulkan Dampak Psikis

Secara psikologis seks pranikah dan seks bebas memberikan dampak psikis

bagi para pelakunya. Dampak psikis yang dialami mereka yang terjerumus dalam

perilaku seks bebas antara lain adalah hilangnya harga diri, dihantui perasaan malu,

bersalah, dan tidak berharga. Selain itu lemahnya ikatan kedua belah pihak (pasangan)

seringkali menyebabkan kegagalan setelah menikah, penghinaan dari masyarakat

serta ketidakjelasan garis keturunan.

3. Menghindari Seks Bebas

Aktivitas seksual pada dasarnya adalah bagian dari naluri yang pemenuhan-

nya sangat dipengaruhi respon dari luar tubuh manusia dan alam berpikirnya.

Berkaitan dengan hal tersebut sejak dulu manusia telah membuat seperangkat

tata nilai dan norma, baik norma agama, adat istiadat maupun hukum tertulis

yang mengatur perilaku hubungan seksual agar fungsi reproduksi manusia dapat

berlangsung tanpa mengganggu ketertiban sosial. Pada setiap masyarakat, keabsahan

hubungan seksual hanya dibenarkan oleh adanya perkawinan. Oleh karena itu

budaya seks bebas dan seks pranikah harus dihindari.

Mengapa seks bebas/seks pra-

nikah harus dihindari? Seks bebas

merupakan perilaku yang tidak ber-

tanggung jawab yang banyak mem-

bawa dampak negatif yang sangat

merugikan dan membahayakan

bagi pelakunya dan juga masyarakat

lain. Lalu bagaimanakah cara meng-

hindari perilaku seks bebas/seks

pranikah? Dewasa ini perilaku seks

bebas sudah menjadi masalah sosial

yang serius yang banyak dilakukan

oleh masyarakat terutama di kota

metropolitan terlebih para remaja.

Oleh karena itu peran serta keluarga dan masyarakat dalam mengatasi masalah

perilaku seks bebas sangat diperlukan. Berikut ini beberapa upaya untuk meng-

hindari seks bebas.

a. Mempertebal Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa

Pemahaman agama yang baik yang ditanamkan orang tua kepada anak

diharapkan memberikan pemahaman tentang konsep hidup yang benar sehingga

anak akan memahami jati dirinya, menyadari tugas dan tanggung jawabnya,

Gambar 10.2

Peran serta orang tua menciptakan

keluarga harmonis merupakan upaya menghindari

seks bebas.

Sumber:

www.andriewongso.com

, 2009

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

163

memahami batas-batas

nilai, mengerti hubungan dirinya dengan lingkungannya

serta memiliki komitmen dengan tanggung

jawab bersama dalam masyarakat.

b. Membatasi Pergaulan antara Pria dan Wanita agar Tidak

Terlalu Bebas

Dalam hal ini peran orang tua agar senantiasa melakukan pengawasan

terhadap pergaulan anak-anaknya sangat diperlukan. Dengan demikian

perhatian dari orang tua sangat penting untuk menghindarkan anak-anak

agar tidak terjerumus pada pergaulan yang salah dan perbuatan seks bebas.

c. Menghindari Hal-hal yang Berbau Porno

Hal-hal yang berbau porno seperti bacaan dan film-film porno sedapat

mungkin harus ditinggalkan dan harus dihindari sehingga seseorang dapat

terhindar dan tidak terjebak untuk

melakukan kegiatan seks yang di-

haramkan.

d. Menyibukkan Diri dengan

Aktivitas yang Positif

Memberikan suatu perhatian

terhadap kemampuan anak dan

menyibukkan mereka dengan ber-

macam-macam aktivitas/kegiatan

positif dan bermanfaat, misalnya

olahraga dapat menghindarkan

anak dari perilaku seks bebas.

e. Memberi Pemahaman tentang Pendidikan Seks dan

Pertumbuhan Organ Reproduksi

Pendidikan seks dan pemahaman bagi remaja berkaitan dengan organ

reproduksinya perlu ditanamkan sesuai dengan kadar kemampuan logika

berpikir dan umur mereka. Dengan demikian remaja tidak akan cemas ketika

menghadapi peristiwa-peristiwa yang mengiringi masa pubertas.

f. Membangun Kepercayaan antara Orang Tua dengan Anak

Dengan adanya saling kepercayaan antara orang tua dan anak diharap-

kan anak dapat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan dan perbuatan-

nya. Demikian juga sebaliknya orang tua akan berusaha menjadi teladan yang

baik bagi anak-anaknya.

Secara umum perilaku seks bebas atau seks pranikah sangat bertentangan

dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks

bebas akan membawa dampak negatif yang sangat merugikan. Berkaitan dengan

hal tersebut masyarakat kita terutama para generasi muda harus menolak budaya

seks bebas.

Gambar 10.3

Olahraga merupakan salah satu

upaya untuk menghindari seks bebas.

Sumber:

www.matra-taekwondo.org

, 2009

164

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan dapat:

1. mengidentifikasi berbagai macam penyakit yang ditimbulkan dari lingkungan yang

tidak sehat, dan

2. mengidentifikasi penyebab, gejala, cara penularan, dan pencegahan penyakit

yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat.

Tujuan Pembelajaran

Kehidupan manusia di permukaan bumi ini senantiasa tidak bisa lepas dari

lingkungannya. Oleh karena itu manusia berkewajiban untuk memerhatikan dan

menjaga lingkungannya dengan baik agar lingkungan juga memberi kontribusi positif

bagi penghuninya. Lalu bagaimana cara menjaga dan memerhatikan lingkungan

kita? Salah satunya adalah dengan cara tetap menjaga kebersihan lingkungan,

terutama lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekitar kita. Berikut ini akan

dibahas arti penting kebersihan lingkungan dan kebersihan diri.

1. Kebersihan Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal kita perlu dijaga kebersihannya. Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan lingkungan yang bersih dan sehat akan memberi kenyamanan

bagi penghuninya. Demikian sebaliknya lingkungan yang kotor akan menimbulkan

dampak negatif yang akan merugikan dan membahayakan kehidupan bagi peng-

huninya. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dari lingkungan yang kotor

dan tidak sehat adalah akan mendatangkan berbagai bibit penyakit.

Dewasa ini banyak sekali beragam penyakit menular yang berawal dari

lingkungan yang tidak sehat. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat biasanya

merupakan habitat berbagai jenis binatang seperti nyamuk, lalat, tikus yang

mudah menyebarkan kuman penyakit.

Bahkan tidak jarang juga binatang

peliharaan seringkali dapat membawa

bibit penyakit yang pada akhirnya akan

menularkannya pada manusia. Sebagai

contoh yang akhir-akhir

ini sedang

marak adalah penyakit rabies yang

dibawa oleh anjing, flu burung yang

disebabkan oleh virus yang menyerang

unggas, dan flu babi yang pada akhirnya

juga dapat menular pada manusia.

B.

Berbagai Penyakit yang Bersumber dari

Lingkungan Tidak Sehat

Sumber:

www.photobucket.com

, 2009

Gambar 10.4

Anjing dapat menularkan

penyakit rabies.

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

165

Berikut ini akan dibahas berbagai penyakit menular yang bersumber dari

lingkungan yang tidak sehat.

a. Cara Penularan Berbagai Penyakit Menular

Lingkungan yang tidak sehat dapat menyebabkan munculnya berbagai jenis

penyakit menular. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah dari

seseorang kepada orang lain. Penyakit menular dapat disebabkan oleh bibit penyakit

yang berupa basil (kuman), virus, dan bakteri. Bibit-bibit penyakit ini akan tumbuh

dengan subur pada lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Bibit penyakit yang

datangnya dari lingkungan yang tidak sehat

ini akan masuk ke dalam tubuh kita

melalui beberapa cara berikut ini.

1) Melalui jalan pernapasan

Bibit penyakit dapat masuk ke tubuh manusia melalui jalan pernapasan,

dengan perantara udara yang dihirup. Adapun jenis penyakit yang dapat

ditularkan adalah TBC, influenza, dan batuk.

2) Melalui alat pencernaan

Bibit penyakit masuk ke tubuh manusia melalui alat pencernaan, dengan

perantara makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jenis penyakit yang dapat

ditimbulkan adalah tipes, kolera, dan disentri.

3) Melalui permukaan kulit

Bibit penyakit dapat masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit dengan

cara langsung ketika terjadi sentuhan atau kontak badan antara penderita

dengan orang lain. Selain itu dapat juga dengan perantara benda yang telah

mengandung bibit penyakit seperti pakaian, handuk, atau saputangan. Jenis

penyakit yang dapat menular melalui cara ini adalah lepra, kudis, dan beberapa

penyakit kulit yang lain.

4) Melalui serangga

Cara penularan penyakit juga dapat terjadi

melalui perantara serangga, misalnya lalat,

nyamuk, dan kecoa. Jenis penyakit yang

dapat ditimbulkan adalah malaria, demam

berdarah, pes, dan berbagai penyakit pada

saluran pencernaan makanan.

Lingkungan yang tidak sehat akan me-

nyebabkan serangga seperti lalat, nyamuk, dan

kecoa bersarang dan berkembang biak dengan

bebas sehingga menjadi perantara penularan

penyakit. Oleh karena itu kita harus sedini

mungkin selalu menjaga kebersihan lingkungan

kita agar tercipta lingkungan yang sehat dan

bebas dari bibit penyakit.

Sumber:

www.pestcontrolinbrooklyn.com

,

2006

Gambar 10.5

Kecoa dapat

menularkan penyakit.

166

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

b. Berbagai Penyakit Menular yang Bersumber dari

Lingkungan Tidak Sehat

Berikut ini beberapa macam penyakit menular yang timbul karena lingkungan

yang tidak sehat.

1) Penyakit demam berdarah

a) Penyebab penyakit

Demam berdarah (DB) ataupun demam

berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh

virus

dengue

(

Dengue haemorhagicfever

).

Bibit penyakit ini tumbuh dan ditularkan

oleh nyamuk

Aedes aegypti

. Nyamuk jenis

ini banyak bersarang di tempat-tempat

yang lembap terutama pada air tergenang.

b) Gejala demam berdarah

(1) Timbul demam secara tiba-tiba selama

4 – 7 hari terus-menerus.

(2) Diikuti munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di

bawah kulit.

(3) Munculnya radang perut dengan kombinasi sakit di perut, rasa mual,

muntah-muntah, diare, pilek ringan disertai batuk-batuk.

(4) Timbul perdarahan dari hidung (epistaksis atau mimisan), mulut dan

juga dubur.

c) Cara penularan

(1) Melalui perantara gigitan nyamuk

Aedes aegypti

.

(2) Ditularkan oleh ibu yang menderita demam berdarah kepada

anaknya.

(3) Melalui transfusi darah yang mengandung bibit penyakit demam

berdarah.

d) Cara pencegahan

(1) Menjaga kebersihan lingkungan.

(2) Melakukan pengasapan (

fogging

) untuk mematikan nyamuk.

(3) Menghilangkan kolam-kolam air yang tidak berguna, menguras bak

mandi setiap seminggu sekali, mengubur kaleng bekas dan menutup

bak air yang sering disebut dengan 3 M.

(4) Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan

lotion

antinyamuk

atau lainnya.

2) Penyakit malaria

a) Penyebab penyakit malaria

Penyakit malaria adalah sejenis penyakit menular yang disebabkan oleh

parasit Protozoa

Plasmodium

.

Plasmodium

adalah bibit penyakit yang me-

rusak sel darah merah manusia. Penyakit ini berasal dari nyamuk

Anopheles

.

Sumber:

Encarta Encyclopedia

, 2006

Gambar 10.6

Nyamuk

Aedes

aegypti

.

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

167

Ketika nyamuk

Anopheles

betina menggigit manusia, akan keluar

sporozoit

dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan

hati. Seperti halnya nyamuk

Aedes aegypti

, nyamuk

Anopheles

juga hidup

dan berkembang biak pada air yang tergenang.

b) Gejala penyakit malaria

(1) Menggigil, dan

arthralgia

(sakit persendian), dan demam.

(2) Berkeringat, sakit kepala, mual, dan muntah.

(3) Gejala khas daerah setempat seperti nyeri otot atau pegal-pegal

pada orang dewasa (di Papua), pucat dan menggigil pada orang

dewasa (di Yogyakarta).

Pada malaria berat atau komplikasi selain gejala-gejala di atas juga

disertai gejala lain seperti berikut ini.

(1) Kejang, panas tinggi dengan diikuti gangguan kesadaran.

(2) Perdarahan di hidung, gusi, atau saluran pencernaan.

(3) Mata dan tubuh kuning serta napas sesak.

c) Cara penularan

(1) Melalui gigitan nyamuk

Anopheles

betina.

(2) Melalui transfusi darah yang mengandung bibit penyakit malaria.

(3) Ditularkan oleh ibu yang menderita malaria kepada anaknya.

d) Cara pencegahan

(1) Menjaga kebersihan lingkungan.

(2) Tidak menciptakan genangan air untuk hidup nyamuk.

(3) Melakukan tindakan 3 M (menutup, menguras, dan

mengubur) yaitu

menutup tempat-tempat air, menguras bak mandi seminggu sekali dan

mengubur kaleng-kaleng bekas yang sudah tidak berguna.

(4) Menghindari gigitan nyamuk

dengan menggunakan obat atau

lotion

antinyamuk.

(5) Melakukan pengasapan (

fogging

) untuk mematikan nyamuk.

Sumber:

www.wordpress.com

, 2009

Gambar 10.7

Pengasapan (

fogging

) merupakan usaha

untuk mematikan nyamuk.

168

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

3) Penyakit diare

a) Penyebab penyakit

Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang air

besar yang sering dengan kandungan air berlebihan. Penyakit ini mudah

menyerang pada pasien atau orang dengan daya tahan tubuh yang

menurun. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol yang

berlebihan, terutama pada seseorang yang tidak cukup makan. Diare

dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius seperti disentri, kolera,

atau botulisme.

Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga

seringkali akibat dari racun bakteria. Jenis p

enyakit ini biasanya ditularkan

melalui lalat yang membawa kuman diare

yang hinggap pada makanan.

Ketika makanan tersebut dimakan manusia, maka kuman diare akan

menyebar ke dalam tubuh. Dengan demikian kondisi lingkungan yang

tidak bersih serta makanan dan minuman yang tidak sehat merupakan

faktor utama penyebab penyakit diare.

b) Gejala penyakit diare

(1) Sering mengeluarkan feses (buang air besar) lebih dari tiga kali dalam

sehari.

(2) Timbul rasa haus yang hebat karena seseorang mengalami dehidrasi.

(3) Mengalami mual, muntah, dan demam tinggi.

c) Cara penularan

Penyakit ini menular melalui makanan dan minuman yang terkena kuman

diare. Kuman diare pada umumnya terdapat pada lingkungan yang

kotor,

tidak sehat, dan sedikit air bersih. Penularan langsung dapat terjadi

jika

tangan yang tidak bersih yang terkena kuman diare langsung digunakan

untuk menyuap makanan.

d) Cara pencegahan

(1) Selalu menjaga kebersihan lingkungan.

(2) Selalu mengonsumsi makanan dan minuman yang bersih dan sehat.

(3) Selalu membersihkan tangan dengan sabun sebelum makan.

(4) Minum oralit jika terserang diare.

Oralit adalah larutan untuk mengobati diare. Bila tidak ada oralit,

dapat juga digunakan larutan gula garam, yaitu dua sendok teh

gula dan setengah sendok teh garam dapur dilarutkan ke dalam

satu gelas air matang. Tujuannya adalah untuk mencegah dehidrasi.

4) Flu burung

a) Penyebab penyakit

Flu burung (

avian influenza

) adalah penyakit menular yang disebabkan

oleh virus yang biasanya menjangkiti unggas. Penyebab penyakit flu

burung adalah virus

influenza

tipe A subtipe H5N1 (H:

Hemagglutinin

;

N:

Neuraminidase

) yang pada umumnya dapat menyerang jenis unggas,

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

169

burung, dan ayam. Kemudian

ditemukan mampu pula me-

nyebar ke spesies mamalia lain

misalnya babi, kucing, anjing,

harimau, dan manusia. Virus

flu burung yang sedang ber-

jangkit saat ini adalah subtipe

H5N1 yang memiliki waktu

inkubasi selama 3 – 5 hari.

Virus flu burung dapat menular

melalui udara ataupun kontak

melalui makanan, minuman,

dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang

tinggi. Oleh karena itu jenis makanan seperti daging dan telur harus

dimasak sampai matang untuk menghindari penularan.

b) Gejala flu burung

Orang yang terserang flu burung menunjukkan gejala seperti terkena

flu biasa antara lain berikut ini.

(1) Demam dengan panas lebih dari 38

o

C.

(2) Sakit tenggorokan dan keluhan pernapasan.

(3) Beringus dan batuk.

(4) Sakit kepala, lemas, dan nyeri otot.

(5) Dalam waktu singkat kondisinya menjadi lebih berat dengan terjadi-

nya peradangan di paru-paru (

pneumonia

).

c) Cara penularan

Virus flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini

kemudian dikeluarkan bersama kotoran dan infeksi akan terjadi bila

orang mendekatinya. Penularan juga dapat terjadi dari kotoran secara

oral atau melalui saluran pernapasan pada saat menghirup udara yang

tercemar virus.

d) Cara pencegahan

Upaya pencegahan penularan dapat dilakukan dengan cara menghindari

bahan-bahan yang terkontaminasi tinja-tinja dan sekret unggas. Berikut

ini beberapa tindakan pencegahan penularan virus flu burung.

(1) Tiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran

cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker dan kacamata

renang).

(2) Alat-alat yang digunakan dalam peternakan harus dicuci dengan

desinfektan.

(3) Kandang dan tinja tidak dikeluarkan dari lokasi peternakan.

Tinja harus

dibersihkan dengan ditanam atau dibakar agar tidak menjadi penularan

bagi orang di sekitarnya.

Gambar 10.8

Unggas yang terserang flu

burung dapat menular ke spesies lain.

Sumber:

www.wordpress.com

, 2009

170

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

(4) Mengonsumsi daging ayam yang telah dimasak dengan suhu 800

o

C

selama 1 menit dan telur unggas dipanaskan dengan suhu 640

o

C

selama 1 menit.

(5) Melaksanakan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan.

5) Kencing tikus (

Leptospirosis

)

a) Penyebab penyakit

Penyakit ini biasanya ditularkan

ke manusia melalui kencing tikus

yang terbawa masuk ke dalam

tubuh. Penyakit

leptospirosis

ialah

penyakit infeksi yang disebabkan

oleh kuman

Leptospira

pathogen

.

Penyakit ini juga dapat menyerang

hewan. Lingkungan

yang kurang

sehat memudahkan berkembang-

nya penyakit ini.

b) Gejala penyakit

(1) Demam secara mendadak

(2) Badan lemah

(3) Mual dan muntah

(4) Nafsu makan menurun.

(5) Mata bertambah kuning.

(6) Sakit otot terutama di sekitar betis dan paha.

c) Cara penularan

Manusia dapat terkena penyakit ini melalui kontak dengan air tanah,

tanaman yang telah dikotori air seni hewan yang menderita

leptospirosis

.

Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir mata, hidung,

kulit yang lecet atau makanan yang tercemar air kencing hewan yang

terjangkiti

leptospirosis

.

d) Cara pencegahan

Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan cara menghindari terjadinya

kontak dengan kencing tikus. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat

dilakukan.

(1) Simpanlah makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari

tikus.

(2) Cucilah tangan dengan sabun sebelum makan.

(3) Mencuci tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah

berada di sawah, kebun, tanah dan tempat-tempat yang tercemar

lainnya.

(4) Selalu menjaga kebersihan lingkungan.

(5) Membersihkan tempat-tempat yang biasanya menjadi sarang tikus.

(6) Menghindari keberadaan tikus di dalam rumah.

Sumber:

Encarta Encyclopedia

, 2006

Gambar 10.9

Tikus dapat menularkan

penyakit

leptospirosis

melalui air

kencingnya.

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

171

2. Kebersihan Diri

Dalam menerapkan budaya hidup sehat, selain kebersihan lingkungan,

kebersihan diri juga perlu diperhatikan. Kebersihan diri meliputi kebersihan badan

dan juga pakaian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dalam hal kebersihan

badan terutama adalah kebersihan kulit, rambut, dan gigi.

Kebersihan kulit dapat dijaga dengan

cara senantiasa mandi setelah beraktivitas

atau paling tidak dengan cara mandi

minimal dua kali sehari dengan memakai

sabun mandi dan menggunakan air yang

bersih. Hal ini bertujuan agar kulit kita

senantiasa bersih dari kuman dan tetap

dalam keadaan segar. Hal yang tidak

kalah penting yang harus diperhatikan

adalah kebersihan rambut, kuku, dan gigi.

Rambut supaya bersih harus dikeramas

dengan menggunakan sampo sehingga

kesehatan rambut tetap terjaga. Kuku meruapakan bagian dari tangan yang

sering digunakan untuk memegang benda-benda harus dipotong secara rutin.

Adapun untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi adalah dengan cara rajin meng-

gosok gigi dengan menggunakan sikat gigi yang baik dan pasta gigi yang sesuai

dengan karakter gigi masing-masing.

Selain kebersihan badan, pakaian yang kita kenakan juga harus senantiasa

rapi dan bersih. Pakaian yang biasa digunakan sehari-hari harus dicuci dengan

sabun dan selalu diseterika sehingga terbebas dari kuman. Dalam hal berpakaian

sebaiknya menghindari memakai pakaian dan handuk yang sudah pernah dipakai

orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari diri dari penyakit menular yang

sekiranya dapat ditularkan melalui pakaian.

Mengapa kita perlu menjaga kebersihan diri? Karena dengan selalu menjaga

kebersihan diri dapat menghindarkan dari berbagai penyakit. Berikut ini beberapa

penyakit yang dapat timbul dan menyerang pada orang-orang yang tidak menjaga

kebersihan diri.

a. Penyakit Panu (

Pitriyasis versikolor

)

1) Penyebab penyakit

Penyakit panu (

Pitriyasis versikolor

) secara kasat mata akan tampak

berupa bercak berwarna, bervariasi dari putih sampai cokelat kehitaman dengan

batas yang tergolong tegas bila dibandingkan dengan kulit di sekitarnya. Bila

dikerok akan tampak serpihan-serpihan keputihan di atas kulit yang terkena

panu. Penyakit panu disebabkan oleh sejenis jamur. Penyakit ini dapat menular

melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Kurang

menjaga kebersihan

tubuh seperti membiarkan keringat menempel pada

kulit dalam jangka waktu

yang lama akan menjadi tempat tumbuhnya panu dengan subur.

Sumber:

www.static.flickr.com

, 2009

Gambar 10.10

Rambut harus dikeramas

dengan sampo agar bersih.

172

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

2) Gejala penyakit

a) Adanya penampakan panu secara kosmetis (timbul bercak putih pada

permukaan kulit).

b) Terasa gatal pada daerah atau kulit yang diserang panu terutama pada

saat berkeringat.

3) Pencegahan penyakit

a) Selalu menjaga kebersihan badan, dengan mandi dua kali sehari.

b) Menjaga badan agar tidak lembap dan mengurangi keringat yang keluar

berlebihan.

c) Menghindari pemakaian obat-obatan yang mengandung kortikosteroid.

d) Menghindari bertukar pakaian atau handuk dengan penderita panu.

4) Pengobatan penyakit

a) Mengoleskan obat antijamur pada permukaan kulit yang terinfeksi atau

terkena jamur.

b) Mengobati panu dengan obat-obatan penghilang panu yang sudah banyak

dijual secara bebas di warung dan apotek-apotek. Berbagai merk dan

bentuk ditawarkan oleh produsen obat dari yang berupa cairan, salep,

maupun krim. Biasanya dengan obat-obatan standar yang dijual bebas,

panu akan sembuh dalam tiga minggu.

b. Penyakit Kudis (

Scabies

)

1) Penyebab penyakit

Kudis adalah keadaan kegatalan pada kulit yang disebabkan oleh gigitan

kutu yang bernama

Sarcoptes scabies

. Penyakit ini dapat menular dari seseorang

ke orang lain melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Penyakit kudis

umumnya menyerang celah-celah jari atau bagian pergelangan tangan.

2) Gejala penyakit

a) Kulit terasa amat gatal terutama di waktu malam hari dan sehabis mandi

air hangat.

b) Timbul bercak dan bintik-bintik merah pada permukaan kulit terutama

di kawasan kedua tapak tangan dan kaki.

c) Timbul garisan hitam pendek pada kulit.

3) Pencegahan penyakit

a) Selalu menjaga kebersihan badan.

b) Tidak memakai pakaian penderita penyakit kudis agar tidak tertular.

c) Tidak bersentuhan atau menghindari sentuhan langsung dengan penderita.

4) Pengobatan penyakit

Pengobatan dapat dilakukan dengan cara mengoleskan obat pada daerah

atau bagian tubuh yang terkena penyakit kudis. Obat yang dapat digunakan

untuk mengobati kutu kudis dinamakan

scabicides

. Biasanya obat ini dikemas

dalam bentuk krim atau

lotion

. Beberapa diantaranya adalah

lotion

benzyl

benzoate, krim gamma benzene hexachloride, dan

lotion

malathien.

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

173

Info Khusus

Berdasarkan pada laporan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Pengendalian

Lingkungan Departemen Kesehatan (PP & PL Depkes) selama sepuluh tahun

terakhir jumlah penderita AIDS di Indonesia terus meningkat. Hingga September

2008 totalnya sudah 14.928 penderita. Infeksi AIDS terbanyak yang dilaporkan

berdasar peringkat berturut-turut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Papua,

dan Bali.

Informasi & Tips

Pilihlah lingkungan pergaulan yang sehat dan jauhilah lingkungan pergaulan

yang membawa pengaruh buruk.

Jangan pernah mencoba minuman keras dan obat-obatan terlarang.

Hindari membaca bacaan dan menonton film yang bersifat pornografi.

Selalu menaati peraturan, norma-norma agama dan adat istiadat yang berlaku

di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Senantiasa membiasakan diri untuk selalu menjaga kebersihan diri dan

lingkungan sejak usia dini.

Hindari mengonsumsi makanan yang dijajakan secara sembarangan dan kurang

memerhatikan kebersihan.

Menghindari kontak langsung dengan orang-orang yang menderita penyakit

menular.

Selain beberapa contoh yang telah dibahas di atas, masih banyak penyakit

menular yang dapat timbul karena seseorang kurang menjaga kebersihan diri. Oleh

karena itu selalu menjaga kebersihan diri sangat penting dilakukan agar terhindar

dari berbagai penyakit menular.

Rangkuman

Seks bebas (

free seks

) adalah aktivitas atau hubungan seksual yang dilakukan

oleh pasangan tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.

Bahaya seks bebas antara lain penularan penyakit kelamin dan HIV/AIDS,

memicu maraknya tindakan aborsi dan pembunuhan bayi, menyebabkan rasa

ketagihan, infeksi saluran reproduksi dan menimbulkan dampak psikis.

174

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

Evaluasi Bab 10

Tugas Mandiri

A.Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini yang bukan termasuk alasan bahwa perilaku seks bebas dilarang

adalah ... .

a. karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia

b. tidak sesuai dengan norma agama

c. tidak sesuai dengan norma hukum masyarakat

d. karena berasal dari budaya Barat

2. Beberapa faktor yang mendorong timbulnya budaya seks bebas diantara-

nya adalah berikut ini, kecuali ... .

a. banyaknya media massa bertema pornografi

b. minimnya penanaman moral agama

c. perkembangan iptek yang semakin canggih

d. pola pergaulan pria dan wanita yang terlalu bebas

3. Salah satu jenis penyakit yang mungkin dapat diderita para pelaku seks bebas

adalah ... .

a. HIV/AIDS

c. diare

b. TBC

d.

scabies

4. Perilaku seks bebas seringkali juga memicu seseorang untuk melakukan tindakan

yang melanggar hak asasi manusia diantaranya adalah ... .

a. memakai narkoba

c. melakukan tindakan aborsi

b. merasa malu

d. terkena penyakit kelamin

Beberapa upaya untuk menghindari seks bebas antara lain mempertebal keimanan

dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, membatasi pergaulan antara

pria dan wanita agar tidak terlalu bebas, menghindari hal-hal yang berbau

porno, memberikan perhatian dan menyibukkan anak dengan aktivitas yang

positif, perlu ada pendampingan orang tua/pendidik tentang pendidikan seks,

dan membangun kepercayaan antara orang tua dan anak.

Cara penularan berbagai bibit penyakit dapat melalui pernapasan, alat pencernaan,

permukaan kulit, dan melalui serangga.

Berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat

antara lain penyakit demam berdarah, malaria, diare, flu burung, dan kencing

tikus (

leptospirosis

).

Beberapa penyakit menular yang sering menyerang pada orang-orang yang

kurang menjaga kebersihan diri antara lain adalah panu dan kudis.

Bab 10 Budaya Hidup Sehat

175

5. Berikut ini tindakan yang benar, untuk menghindari perilaku seks bebas

adalah ... .

a. menghindari aktivitas-aktivitas rohani

b. menghindari tempat-tempat maksiat

c. melakukan pergaulan bebas

d. mengoleksi gambar-gambar porno

6. Lingkungan yang tidak sehat dapat memicu timbulnya berbagai penyakit

seperti berikut ini, kecuali ... .

a. demam berdarah

c.

malaria

b. flu burung

d. jantung

7. Bibit/kuman penyakit demam berdarah dapat menyerang manusia yang

disebabkan oleh ... .

a. nyamuk

Anopheles

betina

b. nyamuk

Aedes aegypti

c. lalat

d. tikus

8. Di bawah ini yang merupakan gejala penyakit diare adalah ... .

a. sering buang air

b. sakit tenggorokan

c. kesadaran menurun

d. mata bertambah kuning

9. Penyebab penyakit demam berdarah adalah ... .

a.

Vibrio eltor

c.

Plasmodium

b.

paratipus

d. virus

dengue

10. Oralit merupakan larutan untuk mengobati penyakit ... .

a. malaria

b. diare

c. flu burung

d. demam berdarah

11. Berikut ini gejala yang dirasakan penderita penyakit diare, kecuali

... .

a. kerap buang air besar

b. mual dan muntah

c. timbul bintik-bintik atau bercak-bercak pada kulit

d. timbul rasa haus yang hebat.

12.

Leptospirosis

adalah jenis penyakit yang disebabkan karena ... yang masuk

dalam tubuh manusia.

a. virus H5N1

b.

Vibrio cholera

c. kencing tikus

d.

Staphylococcus

176

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

13. Jenis penyakit yang timbul karena disebabkan oleh virus H5N1 adalah

... .

a. kudis

c. flu burung

b. diare

d. demam berdarah

14. Penyebab penyakit panu adalah ... .

a.

Vibrio cholera

c. sebangsa virus

b.

Vibrio eltor

d. sebangsa jamur

15. Penyakit kudis (

scabies

) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh

... .

a.

Sarcobtes scabies

c. virus H5N1

b. jamur

d. bakteri

Staphylococcus aureus

B.Jawablah dengan singkat dan benar!

1. Mengapa seks bebas (

free seks

) tidak dibenarkan?

2. Bagaimanakah kalian menyikapi pergaulan remaja sekarang yang semakin

bebas?

3. Sebutkan 4 (empat) gejala yang dialami penderita demam berdarah!

4. Jelaskan cara penularan penyakit flu burung (

avian influenza

)!

5. Apa yang akan kalian lakukan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri?

Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut!

Menurut dr. Boyke Dian Nugroho, SpOG, jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia

saat ini mencapai 500 - 600 ribu orang dimana 40% di antaranya remaja berusia

10 - 15 tahun. Demikian juga peredaran narkotika, psikotropika, dan bahan-bahan

aktif lainnya, menurut Badan Narkotika Nasional hampir 10 juta remaja telah menjadi

korban barang haram tersebut. Mengapa dampak terbesar terjadi pada remaja?

Apa faktor penyebab utama terjadinya masalah tersebut? Coba diskusikan dengan

kelompok belajar kalian dan tulislah hasil diskusi kalian dalam bentuk laporan!

Tugas Praktik

1. Coba carilah artikel, makalah, atau cerita nonfiksi tentang perilaku seks bebas.

Selanjutnya temukan bahaya yang mungkin terjadi dari perilaku seks bebas

tersebut.

Apakah yang dapat kalian lakukan untuk menghindari bahaya perilaku seks

bebas? Jelaskan!

2. Coba kalian praktikkan cara membersihkan kamar mandi termasuk menguras

bak mandi!

Mengapa kalian harus membersihkan kamar mandi secara rutin?

Mintalah kepada bapak/ibu kalian untuk memberikan penilaian, apakah cara

membersihkan kamar mandi yang kalian lakukan sudah tepat? Kalau belum,

temukan cara yang tepat!

agility

: kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat, tepat,

dan pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan

AIDS

:

Acquired Immune Deficiency Syndrome

, yaitu kumpulan gejala akibat

kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah

lahir

atletik

: cabang olahraga yang terdiri atas nomot lari, jalan, lompat, dan lempar

backhand

: pengembalian atau pukulan yang dilakukan dari sisi tubuh yang tidak

dominan

ball toss

: gerakan melempar atau melambung atau melepaskan bola ke atas dengan

tangan

base

: tempat hinggap pelari dalam permainan

softballl

batting

: memukul bola dari suatu benda yang dilambungkan dalam permainan

softball

blocking

: suatu upaya menghalangi lawan dengan cara merentangkan kedua tangan

pada tempat yang diperkirakan menjadi jalannya bola pada permainan

bola voli

bunting

: suatu peristiwa dimana bola secara sah disentuh dengan bet atau pemukul

tanpa ayunan (yang disebut juga pukulan tumbuk)

chest stroke

: renang gaya dada atau renang dengan menirukan gaya katak

circuit training

: salah satu rangkaian latihan yang terdiri atas bermacam-macam bentuk

latihan dan latihan ini biasanya disusun melingkar berurutan

crawl stroke

: renang gaya bebas atau gaya yang menggunakan gerakan-gerakan

mengayunkan tangan lewat atas permukaan air

daya tahan otot : kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani

otot dalam waktu yang cukup lama

daya tahan

: kemampuan seseorang untuk melakukan tugas gerak yang membebani

otot dalam waktu yang cukup lama

elakan

: teknik hindaran

yang dilakukan dengan tidak mengubah letak posisi kaki

atau kembali ke tempat semula

forehand

: pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakkan ke arah kanan siku

untuk pemain yang menggunakan tangan kanan dan ke kiri untuk pemain

yang menggunakan tangan kiri

grip

: bagian dimana raket dipegang, termasuk cara memegangnya

handstand

: berdiri di atas tangan

heading

: menyundul bola dengan menggunakan dahi

HIV

:

Human Immunodeficiency Virus

, yaitu virus yang menyerang sistem

kekebalan tubuh manusia

hop step

: gaya langkah jingkat pada lempar lembing

jump shot

: menembak (mengarahkan bola) sambil melompat

kayang

: sikap melentingkan badan yang bertumpu pada kedua telapak tangan dan

kaki hingga menyerupai busur

megafon

:

alat berbentuk corong untuk mengeraskan suara dan mengatur arah suara

Glosarium

Glosarium

177

178

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

meroda

: latihan dengan tumpuan tangan yang dilakukan secara bergantian dengan

singkat, selain itu ada saat posisi badan yang terbalik (kepala berada di

bawah

overhead

: pukulan yang dilakukan di atas ketinggian kepala

P3K

: pertolongan pertama pada kecelakaan

passing

: suatu teknik memainkan bola yang dilakukan oleh seorang pemain yang

satu atau dua tangan dengan tujuan untuk mengarahkan bola ke suatu

tempat atau teman satu regu untuk selanjutnya dimainkan kembali

pitcher

: pelempar bola dalam permainan

softball

pukulan

swing

: memukul bola dengan ayunan

push up

: latihan kekuatan otot lengan yang dilakukan dari sikap tidur telungkup

dengan mengangkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus serta posisi

badan dan kaki berada dalam satu garis lurus

raket

: benda yang digunakan untuk memukul bola, bidang bet termasuk

pelapisnya

roll kip

: gerak melecutkan kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk menempel

matras dengan sumber gerakan dari pinggang

schnepper

: gaya menggantung pada olahraga lompat jauh

servis

flick

: servis atau pengembalian yang cepat dan datar pada permainan bulu tangkis

yang dimulai dengan pergelangan tangan yang melambungkan bola tinggi

ke atas jauh di luar jangkauan lawan ke bagian tepi lapangan lawan

(umumnya digunakan dalam partai ganda)

servis

topspin

: servis atau pukulan bola yang bergerak dengan sangat cepat dan jatuh

dengan cepat pula yang berarti lawan tidak punya banyak waktu untuk

bereaksi

servis

: pukulan yang dilakukan untuk memainkan bola pertama kali di awal poin

shakehand grip

: merupakan pegangan (

grip

) yang paling terkenal yang memberikan

kemungkinan bagi pemain untuk melakukan

forehand

dan

backhand

dengan seimbang

shooting

: menembak atau mengarahkan bola ke arah gawang/ring

shuttle cock

: benda yang digunakan dalam permainan bulu tangkis (fungsinya sama

seperti bola)

shuttle run

: lari bolak-balik

sit up

: latihan kekuatan perut dengan mengangkat badan dengan kedua tangan

di belakang kepala

smash

(

spike

)

: tindakan memukul bola ke lapangan lawan dengan keras dengan arah

menukik sehingga bola bergerak melewati atas jaring dan mengakibatkan

pihak lawan sulit untuk mengembalikannya

squat jump

: gerak melompat ke atas sehingga kedua kaki lurus dan saat turun kedua

lutut agak ditekuk dengan posisi pinggul diturunkan

squat thrust

: sikap badan jongkok - berdiri

throw in

: lemparan bola ke dalam lapangan pada pertandingan sepak bola

topspin

: putaran bola dari bawah ke atas seperti roda mobil yang sedang maju

walking in the air

: gaya berjalan di udara dalam olahraga lompat jauh

A. Carr, Gerry, 1997.

Atletik untuk Sekolah

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Bethel, Dell, 1988.

Softball dan Baseball

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Brown, Jim, 1999.

Tenis Tingkat Pemula

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Corbeil, Jean Claude dan Ariane Archambault, 2004.

Kamus Visual Indonesia - Inggris

. Jakarta:

Bhuana Ilmu Populer.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006.

Standar Isi Kurikulum 2006 untuk SMP/MTs

. Jakarta:

BSNP.

Djumidar. 2001.

Dasar-Dasar Atletik

. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Encarta Encyclopedia

, 2006.

G. Thomas, MS, David, 1998.

Renang Tingkat Pemula

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Grice, Tony, 1999.

Bulu Tangkis Petunjuk Praktis untuk Pemula dan Lanjut

. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Hodges, Larry, 1999.

Tenis Meja Tingkat Pemula.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Johansyah Lubis, 2004.

Pencak Silat Panduan Praktis

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

J. Syarkey, Brian, 2003.

Kebugaran dan Kesehatan

. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

L. Viera, Barbara dan Bonnie Jill Ferguson, 1996.

Bola Voli Tingkat Pemula

. Jakarta: PT. Rajagrafindo

Persada.

Mielke, Danny, 2007.

Dasar-dasar Sepak Bola, Cara yang Lebih Baik untuk Mempelajarinya

.

Bandung: Pakar Raya.

Mulyono Biyakto Atmojo, 2007.

Tes dan Pengukuran Pendidikan Jasmani/Olahraga

. Surakarta:

UNS Press.

Oliver, Jon, 2007.

Dasar-dasar Bola Basket Cara yang Lebih Baik untuk Mempelajarinya

. Bandung:

Pakar Raya.

Pusat Perbukuan Depdiknas, 2008.

Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran Penjasorkes untuk

SMP/MTs

. Jakarta: BSNP

Sayuti Sahara, 2002.

Senam Dasar

. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tim Ensiklopedi, 2005.

Ensiklopedia Umum untuk Pelajar

. Jakarta: PT.Ichtiar Baru van Hoeve.

Zollt Hartyani, 2006.

Bola Basket untuk Semua, Buku Pegangan bagi Pecinta Bola Basket

. Jakarta:

Bidang III PB Perbasi.

Daftar Pustaka

Daftar Pustaka

179

www.seagames.com

, 13 Januari 2009

www.blogspot.com

, 14 Januari 2009

www.wikipedia.org

, 14 Januari 2009

www.opensubscriber.com

, 14 Januari 2009

www.wordpress.com

, 16 Januari 2009

www.media1.88db.com

, 16 Januari 2009

www.kompas.com

, 17 Januari 2009

www.radityadika.com

, 17 Januari 2009

www.badmintoncentral.com

, 18 Januari 2009

www.pelangihotel.com

, 18 Januari 2009

www.matra-taekwondo.com

, 20 Januari 2009

www.radityadika.com

, 21 Januari 2009

www.satubumi.org

, 21 Januari 2009

www.info-sehat.com

, 24 Januari 2009

www.unikom.ac.id

, 24 Januari 2009

www.library.thinkquest.org

, 26 Januari 2009

www.tempointeraktif.com

, 26 Januari 2009

www.static.flickr.com

, 28 Januari 2009

www.andriewongso.com

, 28 Januari 2009

www.photobucket.com

, 28 Januari 2009

www.static.flickr.com

, 29 Januari 2009

www.lombok-airport.co.id

, 29 Januari 2009

www.jawapos.co.id

, 19 Juni 2009

www.sjkc.com,

19 Juni 2009

www.timorexpress.com

, 19 Juni 2009

www.pestcontrolinbrooklyn.com

, 24 Juni 2009

www.friendster.com

, 24 Juni 2009

180

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

Indeks

A

aktivitas ritmik 115, 116, 130

atletik 49, 50, 53, 58, 61, 62,

63, 66, 67, 69, 70, 71

awalan 50, 53, 54, 55, 56, 57,

59, 60, 63, 67, 69, 71, 72

B

backhand

26, 27, 28, 29, 33,

34, 35, 36, 37, 39, 40, 45,

46, 48

bak lompat 56, 57

bela diri 73, 74, 76, 86, 87, 88

bet 34, 35, 40, 41, 42, 44

bibit penyakit 164, 165, 166,

167, 174, 175

bola 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24,

25, 26, 27, 28, 29, 31, 32,

33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,

40, 41, 42, 43, 44, 45, 46,

47, 48

bola basket 2, 14, 15, 19, 20,

22, 23, 24, 59, 60, 61, 64,

69

bola voli 2, 8, 9, 10, 11, 13,

22, 23, 24, 59, 64, 69

budaya hidup sehat 159, 160,

171

bulu tangkis 26, 27, 29, 33,

44, 45, 46, 48

bulu tangkis 26, 27, 44

bunting

41, 42, 43, 45, 47, 48

C

cakram 66, 67, 68, 69, 72

D

daya tahan 92, 93, 95, 96,

101, 102, 103

F

finis 52, 72

forehand

26, 27, 28, 29, 31,

33, 34, 35, 36, 37, 39, 40,

45, 46, 48

G

gaya bebas 131, 132, 133,

134, 135, 136, 137, 138,

144, 145, 146

gaya dada 131, 132, 136, 137,

138, 139, 140, 141, 142,

143, 144, 145, 146

gaya menggantung 50, 52, 53,

54, 55, 56, 57, 70, 71, 72

gejala penyakit 167, 168, 170,

172, 175

gelanggang 81, 85, 89

gerak 28, 29, 30, 31, 34, 35,

36, 37, 38, 39, 40, 45, 46

gerak mengayun 52, 53, 54,

116, 118, 119, 121, 122,

123, 124, 129

gerak rangkai 106, 111, 112,

113, 114

gerakan istirahat 135

gerakan kaki 51, 54, 71, 132,

133, 134, 137, 139, 140,

144, 145, 146

gerakan lengan 132, 133, 137,

140, 142, 144, 146

gerakan menarik 134, 140,

144, 146

gerakan tangan 35, 51, 132,

134, 135, 136, 140, 141,

144

grip

117, 119, 120,  121, 125,

127, 128, 129, 130

guling depan 106, 109, 111,

112, 113, 114

guling lenting 106, 109, 110,

111, 112, 113, 114

H

handstand

106

hong

43

K

kebersihan diri 160, 164, 170,

171, 173, 174, 176

kebersihan lingkungan 159,

160, 164, 166, 167, 168,

170, 171

kebugaran jasmani 91, 92, 93,

96, 101, 102, 104

kecepatan 92, 93, 96, 97, 98,

99, 101, 102, 103, 104

kegiatan penjelajahan 148,

149, 150, 151, 152, 153,

154, 155, 156, 157, 158

kekuatan 92, 93, 94, 95, 96,

98, 101, 102, 103, 104

kelentukan 92, 93

kelincahan 92, 93, 96, 97, 99,

101, 103, 104

kolam 133, 136, 138, 139,

140, 141, 142, 144, 146

kombinasi gerakan 6, 7, 24

koordinasi teknik dasar 7, 20,

24

L

lapangan 2, 3, 6, 7, 8, 9, 13,

14, 16, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 27, 29, 30, 31, 32, 37,

39, 40, 41, 44, 45, 46, 62,

63, 66, 67, 69, 70, 71

lari 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55,

57, 63, 70, 71, 72, 97, 99,

100, 101, 103

latihan sirkuit 92, 96, 97, 101,

103, 104

lembing 50, 60, 61, 62, 63,

64, 65, 66, 69, 70, 71, 72

lempar cakram 50, 60, 66, 67,

69, 70, 72

lempar lembing 50, 60, 61,

62, 63, 64, 65, 66, 69, 70,

71, 72

lemparan 59, 60, 61, 62, 63,

64, 65, 66, 67, 68, 69, 70,

71, 72

lemparan samping 2, 14, 15,

16, 20, 24

Indeks

181

lingkungan 159, 160, 161,

163, 164, 165, 166, 167,

168, 170, 171, 173, 174,

175

lingkungan sekolah 152, 156

lokasi penjelajahan 149, 151,

152, 153, 157

lompat jauh 50, 52, 53, 54,

55, 56, 57, 69, 70, 71, 72

M

melempar 60, 63, 64, 65, 67,

68, 69, 71, 72

melempar bola 2, 5, 6, 7, 17,

21, 23

memutar 116, 119, 124, 125,

126, 127, 130

memutar simpai 119, 124,

125, 126, 127, 130

menendang 3, 5, 6, 7, 24

mengayun simpai 119, 121,

122, 123, 124, 125, 129

menggiring 3, 5, 6, 7, 19, 20,

21, 24

menyundul bola 2, 3, 4, 5, 6,

7, 21, 22, 23, 24

meroda 105, 106, 107, 108,

109, 111, 112, 113, 114

N

net 8, 9, 10, 13, 18, 21, 24,

28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,

35, 37, 38, 44, 45, 46

P

passing

11, 12, 13, 14, 22, 23,

24

pelampung 134, 135, 137,

140, 141, 142

pemain 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11,

13, 14, 15, 16, 17, 18, 19,

20, 21, 22, 23

pencak silat 73, 74, 76, 80,

81, 83, 84, 85, 86, 87, 88,

89, 90

pencegahan 160, 164, 166,

167, 168, 169, 170, 172,

173

pendidikan luar kelas 147,

148

pengobatan penyakit 172,

173

penjelajahan 148, 149, 150,

151, 152, 153, 154, 155,

156, 157, 158

penularan 161, 164, 165, 166,

167, 168, 169, 170, 174,

176

penyakit menular 160, 161,

164, 165, 166, 167, 169,

171, 173, 174

perenang 132, 134, 138, 144,

145, 146

perencanaan 148, 149, 156,

158

perlengkapan 148, 149, 152,

153, 154, 155, 156, 157,

158

permainan 1, 2, 3, 6, 7, 8, 10,

11, 13, 14, 15, 19, 20, 21,

22, 23, 24, 25, 26, 27, 30,

31, 34, 36, 37, 39, 40, 44,

45, 46, 47, 48

pertandingan 74, 80, 81, 82,

83, 84, 85, 86, 87, 89, 90

pesilat 74, 80, 82, 84, 85, 86,

87, 89, 90

pitcher

41, 42, 43, 47

pukulan 74, 77, 78, 79, 88,

90

push up

93, 97, 98, 100, 102,

103, 104

R

raket 26, 27, 28, 29, 30, 31,

34, 37, 38, 39, 44, 45, 46

regu 2, 8, 11, 12, 15, 22, 23

renang 131, 132, 133, 134,

135, 136, 137, 138, 139,

140, 141, 142, 143, 144,

145, 146

S

sasaran 80, 81, 83, 84, 89

sekitar sekolah 148, 150, 151,

152, 156

seks bebas 160, 161, 162, 163,

164, 174, 175, 176

senam irama 115, 116, 117,

118, 119, 120, 126, 127,

128, 129, 130

senam lantai 105, 106, 110,

111, 112, 113, 114

sepak bola 1, 2, 3, 6, 7, 21, 24

servis 2, 8, 9, 14, 22, 23, 26,

27, 28, 29, 30, 31, 32, 33,

34, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

45, 46, 47, 48

servis panjang 26, 27, 29, 30,

31, 32, 33, 45

servis pendek 27, 28, 29, 31,

32, 33, 45, 46, 48

sikap awal 76, 77, 78, 79, 80

simpai 116, 118, 119, 120,

121, 122, 123, 124, 125,

126,  127,  128, 129, 130

smash

2, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 22, 23, 24

softball

26, 40, 41, 43, 45, 47,

48

start

50, 51, 55, 70

T

tangkisan 74, 75, 76, 77, 78,

79, 80, 83, 84, 87, 88, 89,

90

tangkisan kaki 74, 75, 76, 77,

79, 80, 87, 88

tangkisan siku 77, 87, 88, 90

tangkisan tangan 74, 75, 87,

88, 90

teknik pernapasan 136, 137,

142, 144

tendangan 74, 79, 80, 88, 90

tenis 26, 34, 35, 36, 37, 38,

39, 45, 46, 47, 48

tenis meja 26, 34, 35, 36, 38,

45, 46, 48

tolak peluru 50, 58, 59, 61,

69, 70, 72

tolakan 53, 54, 56, 57, 59, 60,

61, 72

V

variasi 2, 3, 4, 6, 8, 14, 15, 16,

18, 21

182

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

1. FASI

: Federasi Aero Sport Indonesia

2. IKASI

: Persatuan Anggar Seluruh Indonesia

3. PASI

: Persatuan Atletik Seluruh Indonesia

4. PERBASASI : Perserikatan Bisbol dan Softbol Amatir Seluruh Indonesia

5. PORDASI :

Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia

6. PORLASI :

Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia

7. POBSI

: Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia

8. PABBSI : Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia

9. PERBASI :

Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia

10. PBVSI

: Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia

11. PBI

: Persatuan Boling Indonesia

12. PBSI

: Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia

13. PERCASI : Persatuan Catur Seluruh Indonesia

14. PODSI

:

Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia

15. PDBI

: Persatuan Drum Band Indonesia

16. PGI

: Persatuan Golf Indonesia

17. PGSI

: Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia

18. PJSI

: Persatuan Judo Seluruh Indonesia

19. FORKI

:

Federasi Olahraga Karate-do Indonesia

20. GABSI

: Gabungan Bridge Seluruh Indonesia

21. PERKEMI :

Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia

22. KORI

: Kesehatan Olahraga Republik Indonesia

23. PLBSI

: Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia

24. PERBAKIN : Persatuan Menem

bak dan Berburu Indonesia

25. IMI

: Ikatan Motor Indonesia

26. PRSI

: Persatuan Renang Seluruh Indonesia

27. BPOC

: Badan Pembina Olahraga Cacat

29. BAPOMI : B

adan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia

30. BAPOPSI : Badan

Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia

31. ISSI

: Ikatan Sport Sepeda Indonesia

32. PERWOSI :

Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia

33. PERPANI :

Persatuan Panahan Indonesia

34. FPTI

: F ederasi Panjat Tebing Indonesia

35. IPSI

: Ikatan Pencak Silat Indonesia

36. POSSI

: Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia

37. PERSANI :

Persatuan Senam Indonesia

38. PSTI

: P ersatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia

39. PSSI

: Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia

40. PERSEROSI :

Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia

41. PSASI

: Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia

42. IODI

: Ikatan Olahraga Dansa Indonesia

43. PSI

: Persatuan Squash Indonesia

44. TI

: Taekwondo Indonesia

45. KODRAT : K

eluarga Olahraga Tarung Derajat

46. PELTI

: Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia

47. PTMSI

: P ersatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia

A. Daftar Nama Organisasi Induk Olahraga Di Indonesia

Berikut ini adalah nama organisasi induk cabang olahraga yang ada di Indonesia.

Lampiran

B. Organisasi Kesehatan

Berikut ini adalah nama organisasi kesehatan yang ada di Indonesia.

1. IDI

: Ikatan Dokter Indonesia

2. PDPI

: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

3. IAPI

: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia

4. PERHATI : Perhimpunan Ahli Telinga Hidung dan Tenggorok

5. PAPDI

: Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia

6. IDAI

: Ikatan Dokter Anak Indonesia

7. IKABI

: Ikatan Ahli Bedah Indonesia

8. PABOI

: Perkumpulan Ahli Bedah Orthopedi Indonesia

9. PERDAMI :

Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia

10. PDSRI

: Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia

11. POGI

: Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

12. PERDOSKI :

Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit & Kelamin Indonesia

13. PERKI

: Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia

14. IAUI

: Ikatan Ahli Urologi Indonesia

15. IDSAI

: Ikatan Dokter Spesialis Anestesi Indonesia

16. PERSPEBSI :

Perhimpunan Spesialis Ahli Bedah Saraf Indonesia

17. PDSKJI :

Perhimpunan Dokter Spesialis Jiwa Indonesia

18. PERDOSSI :

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia

19. PERDOSRI : Perhimpunan Dokter

Spesialis Rehabilitasi Medik Indonesia

20. PAMKI

:

Perhimpunan Ahli Mikrobiologik Klinik Indonesia

21. PATKLIN :

Perhimpunan Dokter Fisiologi Patologi Klinik Indonesia

22. PERDAFKI : P

erhimpunan Dokter Ahli Farmakologi Kedokteran Indonesia  

23. PDSKO :

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga

24. PERDOSPI : Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia

25. PGI

: Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia

26. HIPITA : Perhimpunan Indonesia Untuk Pengembangan Bedah Tangan

27. PEDFI

: P erhimpunan Dokter Farmaseutika Indonesia

28. KDKI

: Kolese Dokter Keluarga Indonesia

29. PPHI

: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia

30. PHTDI

: P erhimpunan Hematologi & Tranfusi Darah Indonesia

31. IDKI

: Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia

32. PERKENI :

Perkumpulan Endokrionologi Indonesia

33. PERNEFRI : Perhimpunan Nefrologi Indonesia

34. PPSKI

: Perhimpunan Patologi Serviks & Kolkoskopi Indonesia

35. PAPKI

: Perhimpunan Dokter-Dokter

Ahli Parasitologi Klinik Indonesia

36. PERKANI :

Perhimpunan Kardiologi Anak Indonesia

37. IKKI

: Ikatan Keseminatan Kardioserebrovaskuler Indonesia

38. PDK3MI :

Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia

39. IBI

: Ikatan Bidan Indonesia

40. IDAGI

: Ikatan Dokter Ahli Gizi Indonesia

C. Kejuaraan Resmi Olahraga

1. PON

2. SEA Games

3. Asean Games

4. Thomas Cup

5. Uber Cup

6. All England

7. AFF Suzuki Cup

8. Davis Cup

9. Wimbledon

10. Grand Prix

11. Olimpiade

12. World Cup

48. PERTINA :

Persatuan Tinju Amatir Indonesia

49. SIWO PWI : Seksi

Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia

50. WI

: Wushu Indonesia

Lampiran

183

184

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

D. Tes Keterampilan Kecabangan

1. Rangkaian Tes Bola Basket dari Horrison (1969)

Tujuan

: Untuk mengevaluasi kemampuan menembak,

passing

,

dribbling

, dan

rebound-

ing

dalam permainan bola basket.

Validitas

: Koefisien validitas 0,89

Reliabilitas

:

Koefisien reliabilitas berkisar antara 0,91 sampai 0,97

Umur dan Jenis

Kelamin

: Aslinya diselenggarakan untuk siswa sekolah menengah. Sesuai untuk siswa

SLTP dan SLTA.

Personil

: Seorang penentu waktu untuk keempat

item

dan masing-masing seorang untuk

setiap

item

sebagai pencatat.

Perlengkapan : S

ekurang-kurangnya satu bola basket untuk setiap

station

, pita pengukur,

pita untuk membuat tanda-tanda

(marking tape)

, lima buah kerucut, peluit,

kartu pencatat hasil dan ball poin.

Ruangan

: Untuk tes menembak dan

rebound

di sekitar kedua ring bolabasket, untuk tes

dribble

memerlukan lintasan 40 feet x 10 feet; dan untuk tes

passing

diperlukan

dinding yang permukaannya

bebas halangan dan ruang bebas sekurang-

kurangnya 15 feet dari dinding.

Item

Tes

: Tes menembak,

speed pass

,

dribbling

, dan

rebounding

.

Persiapan

: Setiap

station

untuk

dribbling

disiapkan seperti pada gambar 4. Lima kerucut

ditempatkan dengan jarak masing-masing 10

feet

dan kerucut pertama

ditempatkan pada garis start. Untuk tes

passing

dibuat garis sejajar dinding dan

berjarak 8 feet dari dinding. Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan untuk

tes menembak dan tes

rebound

.

Petunjuk pelaksanaan:

Untuk setiap item tes disediakan dua

station

(8

station

), disiapkan seluruhnya

di bangsal senam. Siswa bergerak dari

station

ke

station

lain dalam regu.

Seorang instruktur bertindak selaku penentu waktu (

timer

) secara sentral,

semua tes dilakukan selama 30 detik. Setiap kelompok siswa menempatkan diri

di salah satu

station

sedang seorang siswa siap melakukan tes.

Instruktur memberi aba-aba “siap” diikuti dengan peniupan peluit pendek sebagai

tanda dimulainya tes. Tes selama 30 detik berakhir apabila instruktur

membunyikan peluit untuk kedua kalinya. Setiap siswa melakukan dua kali

percobaan (trial). Pimpinan regu mencatat hasilnya.

Tes Menembak :

Siswa berdiri dengan memegang bola pada jarak tertentu dari ring basket.

Dengan aba-aba melalui bunyi peluit, tes menembak 30 detik

dimulai. Siswa

menembakkan bola ke ring basket

sebanyak mungkin dengan cara yang

dikehendaki. Siswa diberi kesempatan dua kali percobaan (trial).

Speed Pass

: Siswa berdiri dengan memegang bola, dengan kedua kaki berada di belakang

garis batas. Setelah diberi aba-aba mulai, siswa mendorong bola dengan kedua

tangan terus-menerus ke dinding selama 30 detik. Bola didorong dan diterima

dengan kedua kaki berada di belakang garis. Kesempatan diberikan dua kali.

Men-

dribble

Bola : Siswa berdiri di sebelah kanan kerucut pertama. Setelah aba-aba mulai, siswa

men-

dribble

bola melampaui kerucut berganti-ganti melalui sebelah kanan

kemudian sebelah kiri. Apabila siswa sampai pada kerucut kelima, maka ia

melingkarinya dan kembali melalui sebelah kanan kemudian sebelah kiri kerucut.

Siswa men-

dribble

bola selama 30 detik. Kesempatan diberikan dua kali.

Rebounding

: Siswa berdiri dengan memegang bola, pada jarak tertentu dari papan/ring

basket. Setelah diberi aba-aba mulai, siswa melempar bola ke

papan. Setelah

bola memantul kembali, siswa melompat, menangkap bola, dan mengembalikan

bola ke papan lagi sebelum mendarat di lantai. Apabila siswa tidak dapat

melakukannya, maka ia boleh menangkap bola dan mendarat di lantai sebelum

mengembalikan bola ke papan. Kesempatan diberikan dua kali.

Skoring

Tes Menembak :

Satu angka diberikan untuk setiap bola yang masuk ke ring. Skor siswa adalah

jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.

Speed Pass

: Satu angka diberikan untuk setiap bola yang mengenai dinding. Skor siswa

adalah jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.

Dribbling

: Satu angka diberikan setiap kali siswa mencapai titik tengah kerucut. Skor

siswa adalah jumlah angka terbaik dari dua kali percobaan.

Rebounding

: Satu angka diberikan setiap kali bola mengenai papan. Skor adalah jumlah

angka terbaik dari dua kali percobaan.

Norma

:

T-skor (Strand & Wilson, 1993: 101-103)

2. Tes Antropometri

Pengukuran komposisi tubuh pada calon atlet meliputi pengukuran indeks massa tubuh dan pengukuran

lemak tubuh.

Pengukuran Indeks Masa Tubuh

a. Tujuannya adalah untuk mengetahui status gizi calon atlet.

b. Fasilitas dan alat yang digunakan adalah mengukur tinggi badan (meteran) dan mengukur berat

badan (timbangan).

c. Petugas yang bekerja adalah pengukur tinggi badan, pengukur berat badan, dan pencatat skor.

d. Pelaksanaan

1) Pengukuran Tinggi Badan

Calon atlet berdiri tegak tanpa alas menghadap lurus ke depan, posisi kepala tegak,

pandangan mata horizontal. Kepala, bahu, siku, pinggul, dan tumit menempel pada dinding.

Kemudian, diukur dari bawah sampai kepala.

2) Pengukuran Berat Badan

Peserta calon atlet berdiri di atas timbangan dengan memakai baju seringan mungkin tanpa

alas, untuk putra telanjang dada. Berat badan ditimbang dengan alat timbangan yang standar.

3) Penilaian

Skor tinggi badan dicatat dalam satuan cm, dengan ketelitian 0,1 cm. Skor berat badan

dicatat dalam satuan kg, dengan ketelitian 0,1 kg. Penilaian indeks massa tubuh atau

body

mass index

(BMI) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

BMI =

2

BB(kg)

TB(cm)

Keterangan :

BMI

:

body mass index

(indek massa tubuh)

BB (kg) :

berat badan dengan satuan kg

TB (cm)

2

: tinggi badan dengan satuan M kuadrat

Contoh :

Berat badan Andi 55 kg, dan tinggi badan 1,65 m, maka indeks massa tubuh (BMI) = 20.20

(Hasil perhitungan ini selanjutnya dikonversikan pada Tabel 1.)

Tabel 1.

Norma Persentase Lemak Tubuh

Kurang

Sangat baik

Baik

Sedang

Lebih

Gemuk

1

5

4

3

2

1

< 5 %

5 - 10 %

11 - 14 %

15 - 17 %

18 - 19 %

> 20 %

< 10 %

10 - 15 %

16 - 19 %

15 - 17 %

18 - 19 %

> 20 %

Kategori

Skor

Putra

Putri

3. Tes Kebugaran

Tes Lari 1,6 Km

a. Tujuannya adalah untuk mengukur kapasitas aerobik atau VO2Max.

b. Fasilitas dan alat yang digunakan adalah meteran, lintasan yang datar, dan

stop watch

.

5

6

7

4

3

8

9

2

1

10

Starting line

Obstacles

10 ft

10 ft

10 ft 10 ft

Denah Lapangan Tes Dribel Bolabasket dari Horisson

Lampiran

185

186

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII

c. Pelaksanaan

Dengan menggunakan start berdiri, setelah diberi aba-aba oleh petugas, peserta tes lari menempuh

jarak sejauh 1.6 Km.

d. Penilaian

Jarak yang ditempuh diambil waktu yang terbaik dalam menit dan detik.

Tabel 2.

Norma lari 1.6 km untuk pria

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

8:23 - 6:59

9:45 - 8.24

11:20 - 9:46

12:48 - 11:21

> 12:49

8:28 - 7:08

9:41 - 8:29

11:08 - 9:42

12:32 - 11:09

> 12:33

Kategori

14

Tabel 3.

Norma lari 1.6 km untuk wanita

8:11 - 7:01

9:31 - 8:12

10:58 - 9:32

12:10 - 10:59

> 12:11

15

16

17

8:20 - 6:52

9:41 - 8:21

10:59 - 9:42

12:30 - 11:00

> 12:31

Usia

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat kurang

6:23 - 5.40

7:00 - 6:24

7:50 - 7:01

8:50 - 7:56

> 8:51

6:13 - 5:31

6:50 - 6:14

7:48 - 6:51

8:34 - 7:49

>10:54

Kategori

14

6:27 - 5:45

7:18 - 6:28

6:14 - 7:19

9:28 - 8:15

> 9:29

15

16

17

6:08 - 5:14

6:50 - 6:09

7:48 - 6:51

8:34 - 7:49

>10:39

Usia

E. Tes Kesehatan pada Usia 7-18 Tahun

Sangatlah penting untuk melakukan

medical check up

secara teratur. Dengan begitu, kita dapat

memonitor kesehatan tubuh dan dapat menangani penyakit sesegera mungkin. Berikut tes-tes kesehatan

yang harus dilakukan diusia 7-18 tahun.

Usia 7-12 tahun

1. Pengukuran tinggi dan berat badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

Usia 13-18 tahun

1. Pengukuran tinggi dan berat badan.

Bagi remaja yang berisiko, lengkapilah pemeriksaan darah dan kolesterol.

2. Lakukanlah pemeriksaan testis untuk pria.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa hernia dan ketumbuhan yang abnormal.

F. Pemeriksaan Mata

Dalam pemeriksaan mata, akan dimulai dengan anamnesa kepada pasien. Dalam wawancara ini

pasien akan ditanyakan mengenai keluhannya, riwayat penyakit kini, penyakit dahulu, dan penyakit

keluarga. Dengan anamnesa dan kerja sama yang baik, maka akan sangat membantu dalam pembuatan

diagnosa. Pemeriksaan mata meliputi:

1. pemeriksaan tajam penglihatan

2. pemeriksaan posisi bola dan otot mata

3. pemeriksaan kelopak mata

4. pemeriksaan bagian mata depan

5. pemeriksaan bagian mata belakang

6. pemeriksaan tekanan bola mata

7. pemeriksaan lainnya

Ada banyak pemeriksaan penunjang lainnya pada mata seperti

keratoskope

( bentuk kornea), tes

buta warna (Ishihara),

Eksoptalmometer

dari Hertel,

Optalmodinamometer

(pengukur tekanan arteri di

retina),

x-ray

: Foto orbita,

Comberg

tes, FFA (

Flourecein Fundus Angiografi

), USG, CT

scan

, MRI,

elektroretinografi

,

metaloloketer

,

Visual Evoked Potential

untuk menilai transmisi impuls dari retina sampai

korteks oksipital

.